Matamatanews.com, BANYUMAS -Sejalan dengan peringatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menaikkan status Gunung Slamet dari level I (Normal) menjadi level II (Waspada) pada Kamis (19/10/2023), sejumlah warga di sekitar lereng mendengar suara gemuruh dari arah Gunung Slamet.
Dosen Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed Yogi Adi Prasetya,ST.,M.Sc. memaparkan, suara gemuruh di Gunung Slamet dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu karena adanya kenaikan aktivitas vulkanik di Gunung Slamet atau cuaca. Karena, beberapa minggu terakhir cuaca di area Purwokerto dan sekitarnya mendung berawan.
Yogi mengatakan, menurut data pengamatan dari PVMBG Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Pulosari, Pemalang, menyebutkan Gunung Slamet terjadi satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 9 mm, sampai 4.1 detik dan lama gempa 12 detik. Kemudian 1 kali gempa tektonik dengan amplitudo 7 mm sampai 15.1 detik dan lama gempa 38 detik, 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 1-7 mm, dominan 2.5 mm.
"Aktivitas kegempaan memang meningkat di area kawah Gunung Slamet, rekomendasi untuk warga diharapkan tidak melakukan pendakian ke arah kawah Gunung Slamet, karena area di sekitar kawah masih berbahaya," kata Yogi didampingi Ir.H.Alief Einstein, M.Hum. dari kafapet-unsoed.com, Rabu (25/10/23).
Yogi menambahkan bahwa khusus untuk warga di sekitar kaki Gunung Slamet, tetap beraktivitas seperti biasa dan tetap waspada.
"Diharapkan menunggu informasi dari pihak terkait seperti PVMBG, Pemerintah kabupaten setempat, dan BNPB,"jelas Yogi yang telah mengerjakan penelitian tentang Petrogenesis dan Geokimia batuan Gunung Slamet Muda saat S2 di Jepang.(hen)
No comment