Winong Lodrajaya Festival Kembali Digelar

 

Matamatanews.com, BANJARNEGARA - Lodrajaya adalah nama salah seorang sesepuh Desa Winong, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara yang merupakan mantan prajurit Pangeran Diponegoro. Oleh masyarakat setempat kemudian dia diangkat menjadi lurah desa tersebut. Nama Lodrajaya kini menjadi tradisi budaya oleh masyarakat Desa Winong, sebagai sebuah penghargaan pada pendiri desa, dijadikan nama sebuah Pasar yang digelar tiap minggu pagi. 

Pada tahun 2019 ini Pemerintah Desa Winong menyelenggarakan "Winong Lodrajaya Festival" yang dilaksanakan dari tanggal 12-15 September, dimana event tahunan ini adalah pelaksanaan yang kedua. 

"Tema Winong Lodrajaya Festival kali ini adalah "Ruwat Sukerta", diadakan dalam rangka menghormati sesepuh kepala desa pertama Desa Winong, " ucap Agus Sutriyanto selaku Ketua Panitia Festival kepada Matamatanews.com.

Agus menambahkan acara dimulai tanggal 12 September dengan agenda acara pertujukan kreasi dari masing - masing RT berupa hiasan kerajinan tangan yang terbuat dari jerami. Seperti diketahui mayoritas penduduk Desa Winong yang berjumlah sekitar 2300 jiwa ini mata pencahariannya adalah petani. Beberapa hiasan tersebut antara lain berupa Burung Garuda, Tugu Monas, Kereta Kuda dan beberapa hiasan dengan tema binatang. 

"Acara " Bedog Desa" dilaksanakan pada tanggal 13 September yaitu bersih - bersih di lingkungan RT  masing - masing yang dilanjutkan acara ziarah dan memanjatkan doa di makam Ki Lodrajaya. Masih pada tanggal 13 September atau tepatnya pada malam harinya adalah prosesi acara  "Ngangsu Tirto Suci" berupa ritual mengambil air dari segala penjuru mata air di Desa Winong untuk kemudian dibawa ke Balai Desa, " jelas Agus.

Sedangkan puncak acara adalah Ruwat Sukerta yang dilaksanakan pada tanggal 14 September di Lapangan Desa Winong. Acara tersebut dimulai dengan kirab warga desa dengan membawa Air Tirto Suci dari Balai Desa ke Lapangan Desa. 

"Ruwat Sukerta adalah ruwatan masal anak - anak desa,misalnya anak tunggal, anak sepasang, tiga bersaudara dimana anak perempuan diapit dua anak laki - laki atau sebaliknya, " terangnya.

Agus menjelaskan agenda ruwat sendiri dimeriahkan dengan pagelaran Seni Slumpring Laras dilanjutkan penampilan Sendra Tari Ruwat Sukerta diiringi lantunan Kidung Dewi Sri. Acara yang diadakan di lapangan desa tersebut  dilaksanakan mulai pagi sampai siang hari dihadiri oleh Forkompimda Banjarnegara, pejabat Kecamatan Bawang dan seluruh Perangkat Desa di Kecamatan Bawang dan juga anak - anak sekolah dari berbagai sekolah di Desa Winong dan sekitarnya. 

"Pada malam harinya diselenggarakan acara "Cahaya Festival" yaitu pelepasan 2000 balon dari masyarakat Desa Winong. Acara penutupan dilaksanakan tanggal 15 diisi aksi "Winong Resik" yakni membersihkan sampah yang tertinggal dari serangkaian kegiatan Ruwat Sukerta, "pungkas Agus.*(javi,hen)

 

redaksi

No comment

Leave a Response