Warga Palestina Serukan Boikot Film Golda Karena Dianggap Memutihkan Seorang Maniak Genosida

 

Matamatanews.com, LONDON—Seruan untuk memboikot film Golda yang dibintangi aktris Helen Mirren yang pekan ini akan tayang di Inggris mencuat hebat terutama  bagi warga Palestina, baik yang berada di Palestina maupun yangdi luar negeri. Sejumlah sumber Matamatanews.com di London mengatakan bahwa  seruan untuk memboikot film Golda, lantaran film tersebut tidak sesuai fakta dan mengagungkan mantan Perdana Menteri Israel Golda Meir bahkan menuding pembuat film Golda telah melakukan pemutihan seorang maniak genosida.

Film Golda besutan sutradara Guy Nattiv yang dibintangi Helen Mirren ini berfokus pada Perang Yom Kippur yang mematikan tahun 1973, trauma Israel yang mengubah karier dan citra politik Golda Meir.Para pegiat boikot menuding Meir telah membunuh dan mengusir ribuan orang-orang Palestina selama masa jabatannya, sekaligus membantah keberadaan rakyat Palestina, penduduk asli Palestina  yang kini disebut Israel.

"Ratusan orang Palestina terbunuh dan ribuan lainnya dipindahkan ke kamp-kamp pengungsian selama masa jabatannya, namun Meir menolak untuk mengakui keberadaan rakyat Palestina... 'Tidak ada yang namanya rakyat Palestina. Bukan berarti kami datang dan mengusir mereka dan mengambil negara mereka. Mereka tidak ada'," kata pihak penyelenggara, mengutip Meir.

Ironisnya, Meir sendiri memiliki paspor Palestina dan bahkan menyebut dirinya sebagai orang Palestina selama bertahun-tahun.Mantan koresponden Panorama Alan Hart pernah mewawancarai Meir dan bertanya, "Anda mengatakan bahwa, jika Israel berada dalam bahaya dikalahkan di medan perang, Israel akan siap untuk mengambil alih wilayah itu dan bahkan seluruh dunia?" Dia menjawab: "Ya, itulah yang saya katakan."

Lahir di Kyiv, Ukraina pada tahun 1898, Meir pindah ke Amerika Serikat sebagai seorang anak dan kemudian ke Palestina pada tahun 1921, bekerja di sebuah kibbutz baru; dia memegang paspor Palestina. Dia kemudian tinggal di sebuah rumah megah Palestina yang dijarah pada tahun 1948 dari Hanna Bisharat, yang telah membangun rumah itu 20 tahun sebelumnya untuk keluarga besarnya.

Helen Mirren mengunjungi Israel pada perang tahun 1967 dan menjadi sukarelawan di sebuah kibbutz. Ia memiliki pandangan yang sama dengan Meir.

Pete Gregson dari One Democratic Palestine mengatakan, "Mirren telah memimpin para pemeran dalam sebuah film rasis, yang dimaksudkan untuk mempropagandakan proyek Israel dan para pendiri penjahat perangnya, menutup-nutupi kejahatan mereka terhadap kemanusiaan. Film ini mengagungkan pembersihan etnis; film ini mencoba untuk meromantisasi pendudukan dan menggambarkan para pelaku sebagai korban. Orang-orang seperti Meir seharusnya dikenang sebagai penjahat perang dan pemukim ilegal, bukannya digambarkan sebagai pahlawan dalam film-film Hollywood yang konyol."

Jonathan Ofir, seorang musisi Israel yang tinggal di Denmark, menulis tentangnya: "Pada akhirnya, sikapnya terhadap warga Palestina pada dasarnya adalah sikap macho, chauvinis, dan penyangkalan yang secara intrinsik melekat pada Zionisme."

Howie Movshovitz mengatakan dalam ulasan film KUNC: "Ketika Golda Meir menjadi perdana menteri, Israel memiliki lebih banyak teman di dunia daripada sekarang. Saat itu Israel masih dipandang sebagai negara kecil yang mungil, agak romantis dan berani. Namun sekarang, ada lebih banyak kontroversi dan pertentangan di seluruh dunia mengenai masalah perlakuan Israel terhadap warga Palestina. Jadi mengapa sebuah film tentang pahlawan wanita Israel ini tidak menyinggung masalah Palestina? Film-film tentang masa lalu selalu juga tentang masa kini."

Taghrid Al-Mawed mengelola Proyek Pengungsi Palestina; ia mengatakan hal ini: "Golda Meir tidak mempermasalahkan pembunuhan terhadap warga Palestina, dengan mengatakan, 'Bagaimana kita bisa mengembalikan wilayah-wilayah yang diduduki? Tidak ada yang bisa mengembalikannya?

"Helen Mirren dengan senang hati memerankan wanita jahat ini dalam film terbarunya. Nah, Helen, kami orang Palestina memang ada, dan kami tidak akan pernah melupakan kata-kata dan tindakan dukungan Anda kepada Zionis dan keinginan Anda untuk memerankan Meir, yang telah banyak merugikan kami. Dia (dan Anda) mungkin ingin memusnahkan kami, tapi dia gagal, kami masih di sini, dan kami masih memiliki suara yang sangat lantang yang mulai didengar dan diangkat oleh semakin banyak orang. Anda telah melakukan kesalahan, Mirren; sejarah akan menghakimi Anda."

Hingga berita ini diturunkan kampanye untuk memboikot film Golda masih terus didengungkan dan pendukung aksi boikot meminta para pendukungnya untuk melakukan aksi piket di berbagai bioskop di seluruh dunia ketika akan ditayangkan.(bar/wafa)
 

redaksi

No comment

Leave a Response