Tersulut Emosi Sikap “Rombengan” Prancis Terhadap Islam

 

Matamatanews.com, JAKARTA--Atas nama kebebasan berekspresi, Presiden Prancis Emmanuel Macron melindungi dan memperbolehkan penerbitan ulang kartun  yang menghina Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam oleh majalah Prancis Charlie Hebdo. Al hasil, Macron banjir  hujatan dan caci-maki dari kaum Muslimin di seluruh dunia.

Macron bukan sekedar membela tindakan majalah Charlie Hebdo yang menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam, tapi juga menyebut Islam sebagai “agama yang mengalami krisis di seluruh dunia”, hingga sontak menimbulkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia, seperti Turki, Kuwait, Yordania, Malaysia, Bangladesh,Kashmir, Palestina, Indonesia, bahkan Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Menteri Luar Negeri Malaysia Hishamumuddin Hussein dalam sebuah pernyataannya bahkan menyebut bahwa tindakan publikasi karikatur Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam merupakan tindakan provokatif yang berusaha mencemarkan nama baik agama Islam.

"Kami mengutuk keras retorika yang menghasut dan tindakan provokatif yang berusaha mencemarkan nama baik agama Islam seperti yang disaksikan dunia baru-baru ini dalam bentuk pidato populis dan publikasi karikatur penghujatan yang menggambarkan Nabi Muhammad," kata Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein.

Kecaman juga muncul dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang melontarkan kritikan pedas kepada Emmanuel Macron. Erdogan mengatakan Macron perlu menjalani perawatan dan diperiksa kejiwaanya berkaitan dengan sikapnya terhadap Muslim dan Islam.

"Apa masalah orang yang dipanggil Macron ini dengan Muslim dan Islam? Macron perlu perawatan kejiwaan," ujarnya saat berpidato di kongres tingkat provinsi Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di kota Kayseri pada Sabtu, dikutip dari Aljazeera, Minggu (25/10/2020) lalu.

"Apa lagi yang bisa dikatakan sebagai kepala negara yang tidak paham kebebasan beragama dan yang bertingkah seperti ini terhadap jutaan orang yang tinggal di negaranya yang merupakan penganut kepercayaan yang berbeda?" jelas Erdogan.

"Pertama-tama, lakukan pemeriksaan kejiwaan."

Awal bulan ini, Macron berjanji memberantas "separatisme Islam", yang dia sebut mengancam untuk mengendalikan beberapa komunitas Muslim di sekitar Prancis, memicu kemarahan Erdogan.

Seperti diketahui Prancis diguncang peristiwa pemenggalan guru sejarah awal bulan ini dimana pelaku ingin membalas dendam karena guru tersebut memperlihatkan kartun Nabi Muhammad shallahu Alaihi Wassalam ketika mengajar materi kebebasan berekspresi di depan murid – muridnya di kelas.

Seiring dengan meluasnya demonstrasi anti Prancis diberbagai penjuru dunia, kini sejumlah negara mulai menjalankan aksi boikot produk-produk asal Prancis sebagai timbal balik dari tindakan Macron yang dianggap tidak paham kebebasan beragama.

Imbas dari sikap arogan Macron terhadap Muslim dan Islam , kini sejumlah negara seperti Kuwait, Yordania, dan Turki, sepakat menurunkan berbagai produk asal Prancis dari rak toko mereka,  baik di swalayan maupun mal. Al hasil, kini Macron meradang bahkan merengek-rengek kepada negara-negara Muslim di Timur Tengah dan lainnya untuk menghentikan boikot.

“Sebagai Muslim,kita harus tunjukkan kepada siapa pun yang berani menghina Nabi Muhammad Shallalhu Alaihi Wassalam dengan berbagai cara. Kita boikot produk-produk negara mereka agar mereka sadar bahwa Muslim tidak bisa dipermainkan seenaknya, dan itu harus konsisten kita tunjukkan kepada mereka ,bukan sekedar berteriak saja,” kata pengamat ekonomi Islam, Imbang Djaya kepada Matamatanews.com, pada hari Jum’at (30/10/2020).

Imbang menambahkan sudah sepantasnya Prancis dihujat dan di boikot produknya dari seluruh entitas Muslim dimuka bumi ini, karena apa yang dipertontonkan oleh seorang Emmanuel Macron terhadap Muslim dan Islam sudah merupakan tindakan provokativ yanag berusaha menjatuhkan Islam dan mencemarkannya.

“Kini saatnya umat Islam diseluruh dunia bersatu dan membuktikan kecintaan terhadap Rasulnya sejauhmana, dan mampukah kita menjauhi dan memboikot  produk Prancis seperti semboyan yang kita teriakan. Dan Prancis  pelajaran paling berharga bagi umat Islam untuk bersatu melawan arogansi dan kesewenang-wenangan barat terhadap Islam, selain itu mampukah ulama kita bersatu dalam barisan melawan kezaliman yang ditunjukkan oleh Prancis saat ini, meski dalam bentuk seruan boikot,” kata Imbang. (bar)

redaksi

No comment

Leave a Response