Rusia Bantah Tudingan Langgar Resolusi PBB

 

Matamatanews.com,MOSKOW—Terkait penggunaan pangkalan udara Iran di Suriah oleh Rusia, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavro menegaskan tidak ada yang salah dengan penggunaan pangkalan militer Iran untuk melakukan serangan udara ke Suriah. Ia juga menolak tuduhan bahwa hal itu bisa melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) soal pelarangan pasokan,penjualan, dan transfer pesawat tempur ke Iran.

“Dalam kasus ini belum ada pasokan,penjualan, atau pengalihan pesawat tempur ke Iran,” kata Lavrov dalam jumpa pers.” Angkatan udara Rusia menggunakan pesawat tempur dengan persetujuan Iran untuk mengambil bagian dalam operasi kontraterorisme di Suriah,”

Sementara itu dari Washington, juru bicara kementerian luar negeri Amerika Serikat Mark Toner mengatakan ,bahwa Amerika Serikat mulai memperhitungkan langkah Rusia yang menggunakan pangkalan udara Iran untuk melakukan serangan udara di Suriah,pada Rabu (17/8/2016) lalu. "Sepengetahuan saya, (langkah) ini tidak hanya memasok sejumlah senjata tertentu pada Iran, ini lebih rumit dari itu," kata Toner. Menurutnya, kejaksaan masih meneliti perkara tersebut sehingga pemerintah belum membuat penilaian.

Dikabarkan pada Rabu (17/8/2016) lalu dikabarkan sebuah serangan udara diduga dilakukan Rusia dan pemerintah Suriah ke Kota Idlib di barat laut yang dikuasai pemberontak,menewaskan 17 orang serta melukai sedikitnya 30 lainnya. Kelompok pemerhati hak azasi manusia di Suriah  membenarkan  adanya penyerangan tersebut dan mengatakan puluhan warga sipili tewas dan melukai lainnya. Dari kubu pemberontak, sebuah roket menyebabkan sepuluh korban tewas di kalangan sipil dan melukai sembilan orang lainnya.

Keterlibatan Iran yang memberikan izin kepada Rusia untuk menggunakan pangkalan udara mereka hanya akan menuai kritik dan bukan langkah yang populis. Sejumlah kalangan masih ingat bagaimana Rusia, bersama Inggris, menginvansi dan menduduki Iran selama Perang Dunia II untuk mengamankan ladang minyak dan jalur pasokan Sekutu. Ketika itu, Inggris menarik diri, Rusia pada 1946. Dan selama penduduka pada 1946.

Dan selama pendudukan Soviet di Afghanistan, Iran mengizinkan pengungsi masuk negara itu dan mendukung kelompok pemberontak Mujahidin seperti yang dilakukan Amerika Serikat. Menurut mantan pejabat pentagon, Michael Rubin, sejarah hubungan itu mungkin yang membuat Rusia bisa menggunakan pangkalan militer Iran. Menurut dia, Rusia dalam hal ini telah membuat Iran dalam posisi tak bisa menolak kehadiran mereka. “Ini terus terang sangat mengejutkan saya.Menempatkan pasukan asing di Iran selalu membahayakan,”ujarnya.

Konstitusi Iran pun melarang militer asing menggunakan pangkalan udara di negara itu. Ketua parlemen Iran, Ali Larijani,bahkan belum lama ini mengklarifikasi bahwa kehadiran Rusia di teritorium mereka bukan untuk waktu yang lama  apalagi permanen. (MI/AFP/AP/Reurters/samar)

 

sam

No comment

Leave a Response