Reaksi Dunia Terhadap Kebijakan Trump Yang “Anti Imigran”

 

Matamatanews.com, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah menginstruksikan larangan masuknya pengungsi dan warga dari tujuh negara mayoritas Muslim mendapat reaksi dari dunia internasional. Tidak hanya melarang warga Iran, Suriah, Sudan, Libya, Somalia dan Yaman masuk ke AS dalam 90 hari kedepan, namun instruksi Trump itu juga berlaku secara permanen bagi pengungsi Suriah. Sementara, bagi negara-negara lain, larangan berlaku selama 120 hari ke depan.

Trump menegaskan bahwa hanya orang yang mendukung AS yang patut diizinkan masuk ke AS. Dalam instruksinya Trump juga mengemukakan prosedur indentifikasi dan verifikasi yang harus digunakan pejabat konselur AS secara detail. "Kita ingin memastikan bahwa kita tidak memasukkan ke negara kita ancaman yang justru diperangi tentara kita di luar negeri," kata Trump.

Dalam pengumuman larangan tersebut, Trump juga mengatakan "Kita hanya ingin memasukkan ke negara kita orang-orang yang akan mendukung negara kita dan sangat mencintai bangsa kita," katanya.

Sementara itu, Minggu (29/1/2017) Kanselir Jerman, Angela Merkel melalui jurubicaranya langsung merespon terkait kebijakan yang diumumkan oleh Trump. Merkel sangat yakin, sekalipun ada perang besar melawan terorisme, namun sikap mencurigai terhadap orang-orang dari negara tertentu atau agama tertentu tidak bisa dibenarkan. Disisi lain, Perdana Menteri Inggris, Theresa May dikecam oleh rekan politisinya karena tidak mengecam instruksi Trump.

Kecaman untuk Theresa May muncul ketika dirinya berada di Ankara bertemu dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. May hanya mengatakan, "Inggris bertanggung-jawab atas kebijakan Inggris mengenai pengungsi”. Sekembalinya dari Turki, May mengatakan, Inggris tidak sependapat dengan larangan Trump terhadap Muslim. Dia menambahkan bahwa pendekatan itu bukan pendekatan yang akan diambil oleh Inggris. 

Salah satu anggota parlemen Inggris, Heidi Allen mengatakan, "kepemimpinan yang kuat artinya tidak takut memberitahu orang yang sangat berkuasa ketika mereka salah".

"Saya tidak perduli bagaimanapun istimewanya hubungan kita, beberapa batasan sama sekali tidak boleh dilanggar," tegas Allen.

Menteri Luar Negeri Perancis, Jean Marc Ayrault juga mengatakan, menyambut baik pengungsi yang melarikan diri dari perang dan penindasan, adalah bagian dari kewajiban. 

Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel pun mengomentari instruksi Trump, Amerika Serikat adalah negara di mana tradisi Kristen mempunyai makna yang penting, "Mengasihi sesama manusia adalah nilai Kristen dan juga menolong orang," kata Gabriel.

Selanjutnya, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, mengaku kecewa dengan kebijakan yang diambil Pemerintahan Trump tersebut. Meski Indonesia menjadi negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan tidak termasuk dalam daftar negara yang warganya dibatasi untuk masuk ke AS. [Did/Kmp/Berbagai Sumber]

sam

No comment

Leave a Response