Permintaan Israel Untuk Menutup Kantor Hamas di Turki Dianggap Tidak Waras

 

Matamatanews.com, JAKARTA—Menyikapi permintaan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid kepada pemerintah Turki untuk menutup kantor kelompok Hamas yang beroperasi di negara itu,  Muhammad Reza Putra, SH,MH, CILL dari YLBH Satria Advokasi Wicaksana menyatakan bahwa permintaan negara Yahudi itu sebagai bentuk arogansi kekuasaan yang membabi buta.

Permintaan penutupan kantor sekaligus operasional organisasi Hamas dengan alasan mencegah tindakan terorisme terhadap warga Israel, menurut Reza merupakan bentuk intervensi dan aragogansi kekuasaan yang dipertontonkan negara Yahudi kepada suatu negara.

“Kantor Hamas di Istanbul Turki merupakan bentuk diplomasi antar bangsa, dan sebagai negara yang berdaulat penuh, pemerintah Turki tidak bisa dipaksa ataupun ditekan oleh negara mana pun termasuk Israel sekalipun.Dalih yang digunakan Israel adalah untuk mencegah tindakan terorisme kelompok Hamas, sangat tidak masuk diakal,” kata Reza kepada Matamatanews.com yang ditemui dibilangan Tambun, Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (27/11/2021).

Seperti diketahui, pada hari Senin (22/11/2021) lalu Menteri Luar  Negeri Israel Yair Lapid kepada The Times of Israel mengatakan bahwa pihaknya meminta kantor Hamas di Istanbul untuk ditutup.

“Kantor Hamas di Istanbul akan ditutup.Kita harus mencegah tindakan terorisme keji ini terhadap warga Israel di mana pun dan dalam kondisi apa pun,” kata Lapid.

Pernyataan tersebut diungkapkan Lapid sehari setelah anggota Hamas melakukan penembakan mematikan di Jerusalem hingga ia mendesak negara-negara lain untuk mengikuti langkah Inggris yang mengumumkan bahwa pekan depan juga akan melarang Hamas secara keseluruhan dan berhenti membedakan antara sayap politik dan militernya.

“Itu artinya Israel punya kepentingan terselubung untuk memberangus organisasi Hamas dan gerakan politiknya di berbagai  negara dengan alasan untuk mencegah terorisme terhadap Israel.Akan tetapi mereka lupa, bahwa tindakan mereka terhadap rakyat atau warga Palestina di sepanjang Jalur Gaza, dan Tepi Barat jauh lebih kejam dan tidak manusiawi.Bahkan para tawanan Palestina diperlakukan tidak sesuai dengan hukum internasional, dan kasus pembunuhan lima siswa oleh tentara Israel beberapa waktu lalu itu membuktikan siapa teroris sesungguhnya,” lanjut Reza.

Dibagian lain, Ketua Lembaga Ekonomi Islam (LEI) dan Pengamat Dunia Islam Imbang Djaya berpendapat sudah saatnya negara-negara Islam terutama dikawasan jazirah Arab bersatu dalam menyikapi prilaku para pemimpin Yahudi yang berambisi untuk memberangus aktivitas organisasi Hamas diberbagai negara.

Permintaan penutupan kantor Hamas di Istanbul dengan alasan mencegah terorisme sebenarnya sah-sah saja kata Imbang, sejauh alasannya masuk diakal dan  si pemohon memiliki negara yang jelas serta rekam jejak positif.

Meski kekejaman bangsa Israel  di Palestina melebihi kaum Nazi, namun kata Imbang sedikitpun belum mampu mematahkan semangat jihad para pemuda yang tergabung dalam Gerakan Perlawanan Islam atau Hamas.Merekalah, yang menyulutkan ledakan intifadah berperang non militer untuk mengusir  kolonialisme Zionis dari bumi Palestina.

“Sejarah membuktikan, mereka hanya mengandalkan senjata batu-batu kerikil dan pekikan takbir, tetapi mampu menggetarkan pihak musuh.Mereka adalah pasukan yang siap mati syahid demi mempertahankan Islam dan eksistensi Palestina dari cengkeraman para Zionis.Dan sekarang mereka dengan mudahnya meminta agar kantor Hamas di Turki dibekukan dengan alasan untuk mencegah tindakan terorisme terhadap warga Israel.Lah, itu artinya Israel sudah kehabisan akal untuk menghadapi Hamas dan bisanya hanya menekan dan mempengaruhi negara lain,” tegas Imbang.

Hentikan Penindasan Israel Terhadap Palestina

Menyikapi permintaan Menlu Israel untuk menutup kantor Hamas dan seluruh aktivitasnya di Turki, ketua Nex’t Sayati Center Ronggosutrisno berpendapat, sudah saatnya negara-negara Muslim di dunia bersatu untuk menghentikan penindasan Israel terhadap rakyat Palestina.

“Keberanian Israel meminta penutupan kantor Hamas diluar negeri seperti di Turki, karena sejauh ini tidaknya kekompakan negara-negara Islam dalam menghadapi sikap Israel yang tidak masuk akal itu.Kini sudah saatnya negara-negara Islam,terutama yang ada dikawasan Timur Tengah untuk bersatu untuk menghentikan penindasan Israel terhadap Palestina, mengingat tindakan zionis itupun sudah melampau batas dan kerap main tangkap dan main tembak,” ucap Ronggosutrisno.Patutkah permintaan penutupan  kantor Hamas  oleh Israel kepada Turki dengan dengan alasan untuk mencegah tindakan terorisme terhadap warganya sementara mereka dengan mudahnya menangkap dan memberangus suara kebanaran  rakyat Palestina? Jika patut, barangkali hanya  kalangan orang - orang yang tidak lagi memiliki nurani dan buta sejarah,atau sebaliknya pendukung penjajahan di muka bumi.(bar)

 

redaksi

No comment

Leave a Response