Penderita Gangguan Jiwa Semakin Meningkat Di Ibukota

 

Matamatanews.com, JAKARTA – Penderita gangguan jiwa yang terjaring oleh Dinas Sosial DKI Jakarta, jumlahnya semakin meningkat. Sepanjang tahun 2016 kemarin, jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 2.283 orang. Jumlah tersebut menempati peringkat kedua setelah tunawisma terkait masalah kesejahteraan sosial.

Jumlah penderita gangguan jiwa yang semakin meningkat tidak sebanding dengan panti-panti yang saat ini tersedia. Pada Panti Bina Laras Harapan Sentosa II, Cipayung misalnya, terdapat 1.300 orang yang menjadi penghuni panti tersebut. Jumlah tersebut melebihi batas ideal panti yang mempunyai kapasitas hanya 650 orang.

Kepala Bina Laras Harapan Sentosa II Tuti Sulistyaningsih mengatakan hal tersebut terpaksa dilakukan agar mereka tidak terlantar dijalan dan tidak mengganggu. Panti Bina Laras Harapan Sentosa II tersebut khusus merawat penderita gangguan jiwa tingkat sedang.

Hal serupa dialami oleh Panti Bina Laras Harapan Sentosa I, Cengkareng, Jakarta barat yang menangani penderita gangguan jiwa akut. Kepala Panti Sarima Inong menuturkan bahwa penderita gangguan jiwa yang berada di panti tersebut melebihi kapasitas yang ada, yakni terdapat 865 orang dan kapasitas tempat tersebut hanya 750 orang.

Jumlah penderita yang melebihi kapasitas tersebut membuat masalah tersendiri yakni jatah makan yang berkurang, jumlah petugas yang tidak sesuai dengan jumlah penderita dan ruang untuk tidur menjadi lebih padat. Selain itu, masalah BPJS menjadi persoalan baru yang kini dihadapi para petugas panti.

Sebelumnya ada dokter yang datang ke panti untuk mengantarkan obat-obatan yang diperlukan. Namun kini, para penghuni pasti harus bolak-balik ke rumah sakit untuk mendapatkan obat semenjak program BPJS bergulir tahun 2014 lalu.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan berencana mempersiapkan rencana untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Rencana tersebut berupa penyiapan silabus yang disusun oleh para ahli guna mempercepat kestabilan psikotik. Hal tersebut dimaksudkan untuk membina penderita agar dapat mengingat dan kembali ke keluarganya masing-masing. (Atep/berbagai sumber)

sam

No comment

Leave a Response