PBB Lanjutkan Kirim Bantuan Ke Suriah

 

Matamatanews.com.ALEPPO—Sebelumnya Perserikatan Bangsa Bangsa menghentikan sementara bantuan kemanusiaan ke Suriah pasca serangan terhadap konvoi truk bantuan yang menewaskan sedikitnya 20 orang. Namun saat ini PBB memutuskan untuk melanjutkan pengiriman bantuan.

“ Persiapan untuk konvoi sekarang telah kembali di mulai dan kami siap untuk memberikan bantuan ke daerah terkepung dan sulit terjangkau sesegera mungkin.” pernyataan kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, seperti dikuitp Independent, Kamis (22/9/2016).

Pernyataan sama diungkapkan pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) perwakilan di Suriah, Elizabeth Hoff. “ Kami pasti mempersiapkan barang – barang kesehatan untuk pergi ke Moadamiya sesegera mungkin. Konvoi sedang dimuat hari ini dan dijadwalkan untuk besok.”

Seperti diketahui, serangan sejumlah jet tempur telah menghancurkan sekitar 18 dari 31 truk yang membawa bantuan. Lebih dari 100 ton makanan, obat – obatan, dan susu bayi habis terbakar. Serangan itu terjadi hanya sekitar 20 menit setelah matahari terbenam dan berlangsung selama dua jam.

Serangan itu terjadi di tengah rapuhnya perjanjian gencatan senjata yang diberlakukan sepekan terakhir. Seperti yang diharapkan gencatan senjata ini akan menjadi akhir dari perang persaudaraan di Suriah.

Gedung putih menuding Rusia dan Suriah karena kelompok pemberontak tidak memiliki pesawat tempur. Namun tudingan itu langsung di bantah Rusia dan Suriah, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov menegaskan bahwa mereka tidak menyerang kendaraan PBB.

“ Pesawat – pesawat tempur Rusia dan Suriah tidak melakukan serangan apa pun ke konvoi bantuan kemanusiaan PBB di barat daya Aleppo.” tegas Igor Konashenkov, Selasa (20/9/2016) waktu setempat.

“ Kami tidak tahu pada titik ini apakah itu Rusia atau rezim Damaskus. Dalam kedua kasus, Rusia memiliki tanggung jawab pasti untuk menahan diri dari mengambil tindakan tersebut sendiri. Namun mereka juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga rezim dari melakukannya.” tutur Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. (dit/Berbgai sumber)

sam

No comment

Leave a Response