Menguak Dibalik Penembakan Indira Gandhi

 

Matamatanews.com, JAKARTA— “ Saya tidak keberatan jika hidup saya habis untuk melayani negara ini, Jika saya mati hari ini, setiap tetes darah saya akan memperkuat India.” Kalimat itu bagaikan untaian surat wasiat dari seorang Perdana Menteri wanita India, Indira Gandhi, pada malam sebelum penembakan terhadap dirinya oleh dua orang penjaga rumah merangkap pengawal pribadi Indira Gandhi. Pada 31 Oktober 1984, pukul 09.12 waktu India, seorang wanita berbalur sari kuning kunyit melangkah keluar dari pintu istananya.

Tiba-tiba, dua puluhan peluru tajam melesat menyasar tubuh tuanya. Tubuh renta itu tak kuasa menahan, bahkan terjangan satu peluru telah mampu merobohkannya. Sekitar satu jam ia bergelut dengan maut hingga akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya. Akibatnya, India pun membara dalam pembalasan dendam yang biadab.

Selama tiga hari, orang-orang Sikh yang merupakan minoritas di India dituduh sebagai pembunuh. Mereka dibantai, harta mereka dirampas, dan aset mereka dirusak. Badan hak asazi manusia dunia (HAM) melaporkan bahwa korban tewas mencapai 3000 orang lebih. Menurut versi resmi,itu baru yang terdata di New Delhi saja.

Orang-orang Sikh yang ditandai dengan sorban melilit di kepala ketakutan dan banyak dari mereka yang membukanya agar tidak dibantai rakyat Hindu pendukung  Indira Gandhi yang murka. Indira Gandhi, bagi sebagian besar warga India adalah pahlawan, karena mampu membebaskan banyak warga miskin di desa-desa dari kelaparan.

Kenapa Indira Gandhi Dihabisi?

Dua orang bernama  Beant Singh dan Satwan Singh yang menjadi algojo pada pagi hari itu dituduh sebagai pembunuh Indira Gandhi. Nama Singh di belakang nama keduanya menjadi alibi kuat bagi pendukung Indira Gandhi yang marah untuk menunjuk hidung orang-orang Sikhk-lah yang menjadi dalang utamanya. Apalagi, peristiwa penembakan Indira Gandhi dikaitkan erat  dengan penyerbuan tentara India pada Juni 1984, yang diperintahkan Indira Gandhi untuk menyerang rumah ibadah orang Sikh, Kuil Emas Amritsar di wilayah Punjab.

Operasi penyerbuan Blue Star itu ditujukan untuk menangkap gembong Sikh, Bhindrawale, dan pengikutnya. Mereka semua tewas dalam penyerbuan itu. Terdapat ratusan orang Sikh  tewas pada penyerbuan itu. Agama Sikh adalah asimilasi ajaran Hindu dan Islam yang berkembang pada abad 16 yang diperkenalkan Guru Nanak. Konflik Sikh dengan Hindu telah dimulai ratusan tahun yang lalu, sekitar abad 15.

Pembunuhan demi pembunuhan antara orang-orang Sikh dan Hindu seakan menjadi episode berkepanjangan bagia keduanya. Sikh dituding sebagai dalang peristiwa teror yang terjadi di India. Oleh karena itu, mereka selalu dikejar-kejar tentara dan pemerintah India yang mayoritas beragama Hindu. Sulit sekali untuk tidak mengatakan bahwa unsur agama ini yang menjadi akar permasalahan, meski pemerintah India suah berulangkali mengatakan tidak.

Banyak para petinggi India yang beragama Hindi menyimpan kestidaksukaan laten karena menganggap Sikh telah mencemari agama Hindu. Terlebih, Sikh juga telah secara terbuka menyatakan keinginannya untuk lepas dari India, dengan cara memerdekakan Punjab sebagai pusat agama dan politik orang-orang Sikh. (samar/konspirasi dunia/berbagai sumber)

 

 

sam

No comment

Leave a Response