Maladewa Terjerat Utang Rp 21,9 Triliun Kepada Cina

 

Matamatanews.com, MALE—Dalam pidato pelantikannya, Sabtu (17/11/2018) lalu, Presiden Maladewa terpilih Ibrahim Mohammad Solih  memperingatkan kesulitan ekonomi yang dialami negaranya. Ia mengungkapkan bahwa kas negara telah dikorupsi dan kini terjerat utang sebesar  US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 21, 9 triliun kepada Cina atas pembiayaan berbagai proyek infrastruktur.

Seperti diketahui Cina telah menginvestasikan jutaan dolar untuk membangun jalan raya dan perumahan serta sebagian proyek Belt and Road Initiative di Maladewa, namun pada akhirnya negara yang berpenduduk 400 ribu jiwa itu terlilit utang pada Cina.Seperti dilansir Reuters, Minggu (18/11/2018) lalu, Presiden maladewa terpilih Ibrahim Mohammad Solih mengungkapkan, belum ini pemerintah menyerukan untuk dilakukan penyelidikan intensif terkait berbagai kontrak yang diberikan kepada perusahaan Cina oleh pemerintahan sebelumnya.

“Ketika saya mengambil alih kursi kpresidenan, situasi keuangan negara sangat genting. Kerusakan yang terjadi karena proyek-proyek yang dilakukan hanya untuk alasan politik, dan (menderita) kehilangan, sangat besar, kata Solih dalam pelantikannya sebagai Presiden.Sebagai seorang politisi veteran, Solih memenangkan pemilu presiden pada September lalu, ketika dirinya muncul sebagai kandidat opisisi melawan politisi kuat yang pro Cina yaitu Presiden Abdullah Yameen.

Sebagai presiden, Yameen dikenal sering menjeboskan saingan maupun lawan politiknya ke penjara meski tingkat kesalahannya kurang memenuhi unsur hukum. Karena penggelapan dan korupsi yang dilakukan ditingkat pemerintahan, maka kata Solih , negara Maladewa kehilangan beberapa miliar rufiyaa-nya (mata uang Maladewa).

Kini tidak jelas sudah berapa banyak negara kehilangan akibat di’jarah’ akibat korupsi , dan dalam pekan ini tim transisinya akan melakukan forensik ulang terhadap kesepakatan yang telah dilakukan pemerintahan presiden Yameen dengan berbagai perusahaan Cina tersebut.

Kekhawatiran besar bagi tim transisi Solih adalah utang negara yang besar kepada Cina untuk proyek-proyek seperti jembatan laut sepanjang satu mil yang menghubungkan bandara ke ibukota, perluasan bandara, dan proyek perumahan besar di pulau-pulau reklamasi.

Tim transisi Solih mengatakan, pihaknya telah diberitahu bahwa negara itu berhutang USD 1,5 miliar kepada Cina, tetapi kekhawatiran itu bisa jauh lebih besar. Bahkan, utang sebesar USD 1,5 miliar senilai lebih dari seperempat produk domestik bruto tahunan negara itu.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, yang turut hadir pada upacara pelantikan tersebut, mengatakan kepada Solih bahwa India siap membantu Maladewa melewati kesulitan ekonomi.

Kesediaan India itu disampaikan Kementerian Luar Negeri India dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan kedua pemimpin itu.

Cina telah memperoleh pijakan yang kuat di Sri Lanka, tak jauh dari pantai selatan India, yang pelabuhannya telah diambil oleh Cina sebagai pembayaran utang.

Modi dan Solih setuju kedua negara akan saling membantu satu sama lain dan menekankan perlunya stabilitas di Samudera Hindia. Sementara itu, Cina tetap berharap ada kesinambungan dalam kebijakan selama kepresidenan Solih dan hal itu akan menciptakan kondisi yang baik bagi perusahaan Cina. (bar/reuters/ar/ameera)

 

 

sam

No comment

Leave a Response