Kenapa Ummat Islam Sebagin Pro Khilafah Dan Sebagian Anti Khilafah?

 

Matamatanews.com, JAKARTA—Para tokoh Islam yang sama-sama merasa benar saling pro kontra soal KHILAFAH, mereka disoraki ramai-ramai oleh semua yang ANTI ISLAM, apalagi ketika pihak yang kalah ditangkap, dipersekusi dan dikriminalisasi. Makin ramai sorak sorai para pihak yang anti Islam, mereka bahagia melihat musuh-musuhnya saling bantai sesama saudaranya se iman. 

Begitulah takdir Allah SWT bagi hamba-hambaNya yang diberi Nabi yang paling hebat dan Kitab yang paling dahsyat, kalau Al Qur'an dan As Sunnah tidak dipakai lagi, akhirnya nafsu angkara murka yang menjadi Tuhannya. Ujungnya Islam jadi ejekan dan hinaan pihak yang memusuhi Islam. Masalah utama yang dialami ummat Islam adalah masalah kerusakan ahlak,  kedangkalan pemahaman agama dan ketinggalan iptek, akibatnya ummat Islam yang mayoritas di Indonesia sangat lemah seperti buih dilautan, mudah sirna tanpa di apa-apakan. 

Kedunguan berjamaah ini kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang jahat yang mencuri sumber daya alam dan harta rakyat Indonesia. Mereka ber KKN berat dengan para musuh Allah SWT, sehingga memiliki kekayaan sangat diluar kewajaran. Setelah menjadi kaya raya mereka pura-pura suci dan menutupi kecurangannya dengan menjadi pengusaha-pengusaha yang legal, padahal modal awalnya adalah harta curian dengan cara KKN milik rakyat dan negara Indonesia. Semua peraturan dan pejabat pembuat aturan mereka bayar, sehingga lahirlah berbagai Undang-undang, peraturan dan keputusan resmi produk lembaga-lembaga negara yang berwenang. Semua kebusukan yang mereka lakukan ditutupi dan dilindungi dengan aturan-aturan yang syah, sehingga orang-orang kaya dari hasil maling itu berdiri sejajar dengan rakyat yang jujur dan bersih. 

Tentu saja dengan memiliki dana sangat besar, rakyat yang jujur kalah dalam segala persaingan. Keadaan ini melahirkan KESENJANGAN SOSIAL YANG DISEBABKAN OLEH HASIL PENJARAHAN HARTA NEGARA. Wajar saja jika rakyat yang terpelajar melawan ketidak adilan ini. Sampai kapanpun jika kesenjangan sosial akibat dari hasil KKN ini dibiarkan, maka akan selalu ada gerakan-geraka  yang anti orang kaya, anti maling-maling berdasi, anti para pejabat karbitan dan anti-anti lainnya. 

HTI, FPI,GNPF, PA 212, dan sejenisnya bukan ingin membentuk negara khilafah, tapi gerakan mereka adalah gerakan yang menentang NKRI yang dikangkangi para koruptor dan konglomerat hitam. Ini tidak beda dengan DI TII, PRRI, PERMESTA, MASYUMI dan lain-lain yang anti para penjahat yang mengangkangi NKRI. 

Banyak rakyat yang intelek tapi gampang dibodohi karena kurang gaul, mereka dijejali berita-berita yang menutupi kejahatan sesungguhnya. Jadi gerakan-gerakan ANTI KORUPTOR dan KONGLOMERAT HITAM yang maling uang rakyat dikriminalisasi seperti gerakan makar dan anti NKRI. 

Saya kenal baik dengan para tokoh gerakan yang dituduh ingin mendirikan negara Khilafah, saya juga kenal baik dengan para tokoh yang menuduh saudaranya sendiri, saya lihat ada pengkhianatan pada ajaran Islam diantara keduanya, saya yakin yang benar pasti menang, jadi bagi para sahabat yang yakin sedang membela kebenaran, teruslah berjuang sampai titik darah penghabisan. Ingat, musuh utama kita adalah para maling yang menjarah NKRI, saya kenal mereka, jadi jika suatu saat yang benar jadi pemenang, kita bersihkan NKRI dari para maling yang saat ini menjajah kita semua. 

Bung Karno sudah mengingatkan, PENJAJAH KITA ADALAH BANGSA KITA SENDIRI YANG BERKOLABORASI DENGAN MALING-MALING ASING. Hari ini itulah yang terjadi. (Imbang Djaya, Pengamat Ekonomi Islam)

 

redaksi

No comment

Leave a Response