Kembangkan Beras Protein Tinggi, Petani Dawuhan Siap Bermitra Dengan Unsoed

 

Matamatanews.com, PURBALINGGA -Petani merupakan pelaku utama penyediaan pangan suatu bangsa tak semestinya selalu mendapatkan harga jual hasil pertanian yang rendah, yang seringkali tak sepadan dengan biaya produksi yang dikeluarkan. "Apalagi, pada musim pandemi ini, kebutuhan pangan khususnya beras menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial dan lebih utama lagi daya tahan masyarakat dalam menghadapi potensi penularan Covid-19, "ungkap Tim Promosi Unsoed Ir.Alief Einstein,M.Hum. 

A. Pelatihan dan Pendampingan Petani

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Berbasis Riset Dyah Susanti,SP.MP  memaparkan bahwa pemilihan varietas padi yang mampu menghasilkan beras dengan kualitas dan nilai jual tinggi, menjadi solusi dalam menyiasati harga rendah gabah padi-padi pada umumnya. Padi khusus, yang memiliki karakteristik rasa, warna, aroma, maupun tekstur nasinya memberikan peluang pasar dengan segmentasi khusus dan harga tinggi. 

"Unsoed melalui perakitan varietas unggul padi dan  program 'Teaching Industry'  menginisiasi pengembangan produk beras khusus sekaligus menjadi wahana edukasi bagi mahasiswa dan menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani melalui penerapan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi, "papar Dyah.

Lebih lanjut Dyah menjelaskan bahwa pembinaan yang dilaksanakan oleh Tim Program PKM Berbasis Riset Unsoed terdiri dari Dyah Susanti, S.P., M.P, Prof.Ir.Totok Agung,DH.,MP.,PhD. dan Rifah Ediati,STP., MP. bagi Kelompok Tani Karya Utama 1 Desa Dawuhan Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga telah dimulai sejak tahun 2019. Hal itu untuk menjawab kebutuhan kelompok tani yang bertekad menjadi sentra produksi padi beras khusus yang memiliki nilai jual tinggi, tetapi masih terbatas dalam penguasaan teknologi.

Dyah yang juga Dosen Fakultas Pertanian Unsoed menambahkan bahwa pembinaan teknologi diawali dari pengenalan varietas, utamanya Padi Protein Tinggi Unsoed yang telah mendapat penghargaan sebagai 109 Inovasi Prospektif Indonesia tahun 2017. Selain itu menurutnya beberapa padi beras khusus telah dihasilkan seperti beras japonica, beras merah, beras basmati dan padi gogo aromatik Inpago Unsoed 1 yang telah dikenal menghasilkan beras berkualitas tinggi. 

Nasinya bertekstur pulen, enak, dan beraroma wangi pandan yang lembut, "kata Dyah.

Dyah menambahkan bahwa pelatihan budidaya dari demplot, selanjutnya berkembang pada produksi di lahan-lahan petani dengan  pelatihan dan pendampingan teknik produksi melalui teknik budidaya, serta teknologi pascapanen.

Menurutnya pelatihan pemrosesan dan pengemasan juga telah dilakukan, termasuk pengemasan secara vakum, untuk meningkatkan daya simpan dan nilai tambah pada produk beras khusus yang dihasilkan. Pelatihan ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2020 di Rice Mile Unit (RMU) 'Teaching Industry' Unsoed dengan menerapkan protokol kesehatan. 

Pemateri dari Unsoed, mereka terdiri dari Pemulia Padi Protein Tinggi, Pengelola RMU Teaching Industry Unsoed, dan Pimpinan Kemasku Packaging.

"Hasil panen petani selama pembinaan dan pendampingan teknologi ini, ditampung oleh Teaching Industry Unsoed untuk selanjutnya diproses, dikemas, dan dipasarkan ke barbagai daerah, "ucap Dyah.

Selama dua musim tanam tahun ini menurut Dyah anggota Kelompok Tani Karya Utama 1 telah menanam padi protein tinggi dan padi-padi penghasil beras khusus lainnya secara intensif dan mampu memasok ke Teaching Industry Unsoed. Di sana beras diproses lebih lanjut dan dipasarkan dengan brand "TOTOGI", yang merupakan akronim dari nama para pemulia Padi Unsoed, yaitu Rektor Unsoed Prof.Dr.Ir.Suwarto,MS. (TO), Prof.Ir.Totok Agung,DH.,MP.,PhD., (TO), dan Dr.Ir.Suprayogi,MSc. (GI).

B. Panen Padi Protein Tinggi

Einstein mengatakan, pada hari Jumat 18 September 2020, dilaksanakan panen bersama di lahan salah satu anggota kelompok tani bernama Madyarjo. Dalam panen bersama tersebut dihadiri Ketua Gapoktan  Desa Dawuhan Suherman, Ketua Kelompok Karya Utama 1 Sarijan, anggota Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) BPP Kecamatan Padamara Puspitaningrum,SP., dan Abdul Kholiq, serta Direktur Produksi dan Kemitraan Teaching Industry Unsoed Muh.Munawar SP.,MP. didampingi Ketua Tim PKM Berbasis Riset Dyah Susanti, S.P., M.P. 

C. Hasil Panen Tinggi

Dyah mengatakan, walaupun pada musim tanam ini kondisi lahan kekurangan air bahkan terganggu oleh serangan hama wereng dan penyakit gosong palsu, namun produktivitas "Padi Protein Tinggi" yang diperoleh dari hasil ubinan sebanyak 7,2 ton/Ha. Angka itu lebih tinggi dari kisaran produktivitas varietas padi yang selama ini ditanam oleh petani setempat, rata-rata hanya 5 ton per hektar pada musim ini. 

Hal tersebut menjadikan Kelompok Tani Karya Utama 1 semakin mantap mengembangkan padi-padi yang menghasilkan beras khusus seperti Beras Protein Tinggi bekerja sama dengan Teaching Industry Unsoed.

"Selain hasil panen lebih tinggi dibanding varietas lainnya, juga mendapatkan jaminan pembelian dan peningkatan pendapatan karena harga jual gabah padi-padi ini lebih tinggi, "kata Dyah.

Dyah berharap antusiasme kelompok tani Karya Utama 1 untuk terus memproduksi Padi Protein Tinggi ini berkelanjutan. Hal ini menjadi harapan Program PKM Berbasis Riset untuk menginisiasi terbentuknya agroindustri beras khusus berbasis Padi Protein Tinggi yang bersinergi dengan swasta dan perguruan tinggi.

Dyah menambahkan bahwa kerja sama dengan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Padamara yang dikoordinasi Endang Fajarini,SP., akhirnya desa-desa di sekitar Dawuhan telah mengikuti keberhasilan kelompok tani Karya Utama 1.

"Kesungguhan Gabungan Kelompok Tani, Kelompok Tani, serta BPP, memberi harapan bagi Desa Dawuhan menjadi sentra produksi Padi Protein Tinggi yang mampu mendukung pengembangan agroindustri secara berkelanjutan. Lebih utama mampu meningkakan kesejahteraan petani. Agar kisah klasik petani sebagai objek penanggung inflasi tak berulang lagi, "pungkas Dyah. (hen)

 

redaksi

No comment

Leave a Response