Jerman Desak Turki dan Uni Eropa Bahas Krisis Pengungsi

 

Matamatanews.com, JERMAN—Senin (02/03/2020) kemarin, Jerman menyerukan pembicaraan lebih lanjut antara  Uni Eropa dan Turki untuk mengatasi krisis pengungsi dengan lebih baik di tengah meningkatnya ketegangan di barat laut Suriah.Dalam jumpa pers di Berlin, juru bicara Kanselir Angela Markel Steffen seibert mengatakan bahwa mereka menyadari kritik terhadap Ankara dalam pelaksanaan perjanjian pengungsi Uni Eropa – Turki tahun 2016.

"Kita harus berbicara dengan Turki tentang masalah-masalah ini. Kita juga harus berbicara tentang keprihatinan dan beban tambahan karena ratusan ribu orang terlantar di Suriah," katanya, merujuk pada krisis kemanusiaan di provinsi barat laut Suriah, Idlib.

Seperti dilansir  harian Daily Sabah, Seibert berpendapat bahwa meskipun ada beberapa masalah, perjanjian pengungsi UE-Turki telah berhasil sejauh ini dalam mengendalikan migrasi tidak teratur, melawan penyelundupan manusia dan menyelamatkan nyawa manusia di Laut Aegea.

"Pemerintah Federal tetap yakin bahwa perjanjian UE-Turki adalah untuk kepentingan kedua belah pihak, itu membantu Uni Eropa dan Turki, dan itu harus dilestarikan dan dipantau," katanya.

Sebagai bagian dari perjanjian, UE telah menjanjikan 6 miliar euro ($ 6,8 miliar) bantuan untuk 2016-2019 untuk meningkatkan kondisi kehidupan lebih dari 3 juta pengungsi Suriah di Turki. Namun sejauh ini, hanya 4,7 miliar euro yang dikontrak dan 3,2 miliar euro yang dikucurkan.

Rintangan birokrasi dan penundaan Uni Eropa untuk memobilisasi dana yang dijanjikan menyebabkan kritik tajam oleh para politisi Turki.Ankara juga mengkritik mitra Eropa karena tidak sepenuhnya mengimplementasikan perjanjian 2016 dan mundur dari komitmen politik mereka.

Sebagai bagian dari kesepakatan itu, UE telah berjanji untuk mempercepat pembicaraan mengenai keanggotaan Turki UE dan perjalanan bebas visa untuk warga negara Turki di wilayah Schengen.Turki telah menampung sekitar 3,7 juta migran dari Suriah saja, lebih banyak dari negara lain di dunia.(cam)

redaksi

No comment

Leave a Response