Benarkah Intelijen Terlibat Pembentukan NII ?

 

Matamatanews.com-JAKARTA—Nama Negara Islam Indonesia (NII) sebenarnya sudah lama dilenyapkan pemerintahan Indonesia, tapi hingga kini tindak kriminal mereka terus disorot seakan masih eksis. Adakah kaitan ditolaknya Rancangan Undang-Undang (RUU) oleh hampir sebagian komponen bangsa dengan publisitas yang berlebih seputar NII waktu lalu?
Memang ketika itu nasib Rancangan Undang-Undang (RUU) Intelijen Negara pada pertengahan April 2011 lalu berakhir kandas ditengah jalan, lantaran hampir semua komponen bangsa menolaknya. Draft yang dirancang dan diajukan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) kepada pemerintah dan DPR RI, dinilai tidak memiliki kemajuan berarti yang bisa digunakan sebagai indikator adanya perubahan atau reformasi internal terutama dalam bidang keamanan di tubuh BIN.

Sebenarnya setelah aksi NII Darul islam pimpinan SM Kartosuwiryp ditumpas militer pada era Soekarno, gerombolan itu sudah lenyap dari bumi nusantara. Tapi sontak pada 1971, isu NII kembali mencuat, namun diyakini banyak pihak hal itu sengaja diciptakan intelijen untuk berbagai kepentingan. Bahkan mantan menteri peningkatan produksi ,Negara Islam Indonesia NII KW 9 Supriyanto mengungkapkan, bahwa Intelijen Indonesia pernah menghidupkan kembali NII pada 1971, persisnya pada masa kepemimpinan Ali Murtopo. Tujuannya tak lain untuk kepentingan politik,

pendidikan dan ekonomi. Adapun NII KW 9 pimpinan Panji Gumilang atau Abu Toto petinggi pesantren al-Zaitun hanya penerus dari pendahulunya yang berkolaborasi dengan Ali Murtopo. Sedangkan Al -Chaidar, pengamat teroris yang pernah bergabung dengan NII KW 9 pernah mengungkapakan bahwa NII pimpinan Panji Gumilang adalah NII palsu yang dibentuk oleh intelijen pada 1992. Hal itu dibenarkan sejumlah sumber di NII maupun DI ketika ditemui Matamatanews.com mengatakan bahwa NII KW 9  adalah kelompok NII palsu.

“Tapi hampir setiap hari mengisi halaman media masa dan televisi, dengan berbagai ulasan dari beragam pengamat politik. Karena tindakan NII yang sekarang ini banyak melakukan tindakan kriminal, penipuan dan pemerasan. Jadi mana mungkin kami percaya bahwa NII melakukan seperti itu dan tidak masuk akal sehat. Mana mungkin kelompok yang ingin memperjuangkan negara islam tapi membolehkan angotanya untuk tidak sholat sebelum negara islam terbentuk? Karena sepengetahuan kami, seluruh anggota NII yang asli sholat semua. Dan bagi yang tidak melakukan sholat, berarti bukan anggota NII” jelas Rahman Wahid, SH,LLM, salah satu pemerhati bidang terorisme.

Lalu siapa sebenarnya kelompok KW  9 yang ramai di pergunjingkan itu? Al-Chaidar menyebut, bisa jadi dibelakang gerakan itu Abu Toto alias Panji Gumilang, hal itu senada juga dilontarkan Abdul Fatah Wiranggapati, mantan Kuasa Usaha Komandemen tertinggi Angkatan Perang NII era kartosuwiryo, AS panji Gumilang adalah nama samara. Fatah tak menafikkan kemungkinan merebaknya kasus NII bersumber dari kelompok Abu toto. Namun tudingan itu dibantah AS Panji Gumilang.

“sekarang ini didunia mana orang bisa diperas? Nggak ada itu. Disini jarum jarum saja tidak punya, kok aneh bisa memeras orang. Omong kosong kalau orang bisa diperas”, katanya. Ditempat terpisah sumber lain menyebutkan apapun bentuknya, kelompok yang menggunakan nama NII sekarang ini, muaranya hanya ingin menjatuhkan dan merusak islam.
Dan pola-pola yang digunakannya mirip dengan cara orde baru terutama  Ali Murtopo yaitu ketika melakukan operasi khusus yang menggunakan orang orang mantan NII-DI Daarul Islam. Tapi saya yakin NII yang sekarang adalah gadungan, karena lebih mengedepankan tindakan kriminal, seperti penculikan dan pemerasan ataupun baiat”, tegas Wendy Ramanto, SH,MH praktisi hukum dan pemerhati masalah internasional kepada SM. Akbar.

Setali tiga uang, putra bungsu ke 12 pendiri DI/TII Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo yaitu Sarjono Kartosuwiryo, juga menegaskan bahwa orang orang yang aktif di NII KW 9, satupun tak ada mantan anak buah ayahnya.  “Tak ada satupun dari anak buah ayah saya di NII KW 9, mereka hanya menjual produk saja”. Di bagian lain, Henry Sumitra, SH,MH, Msi pemerhati internasional dan sejarah setuju bila NII dan PKI dinyatakan sudah lenyap dari Indonesia. Tapi yang menjadi pertanyaan, mengapa NII di hidupkan kembali pada tahun 1971 oleh para pejabat intelijen yaitu Ali Murtopo waktu itu.

“Karena ketika itu mereka di iming imingi jabatan politik dan ekonomi serta bantuan lainnya, sehingga kegiatan mereka terus berlangsung tanpa hambatan”. Dan berdasarkan pengalaman dan penelitian Al-Chaidar , dibentuknya  NII KW 9 sebagai bagian dari program deteksi pemerintah untuk mengkonter gerakan radikal Islam di Indonesia, termasuk untuk meredam gerakan dan ekspansi NII asli”. Benarkah NII yang diributkan banyak media dan menyita perhatian publik lantaran banyaknya kasus penculikan  yang dilakukan para anggota NII KW 9 itu hanya sekedar pengalihan isu penolakan atas RUU intelijen negara waktu itu? Entahlah, yang jelas kasus NII KW 9 telah menelan korban hingga puluhan orang, seperti penculikan dan pemaksaan yang hingga kini belum terkuak tuntas. (SM. Akbar)

 

sam

No comment

Leave a Response