Banjarnegara Menjadi Tuan Rumah Festival Kopi Dan Produk Perkebunan Jawa Tengah

 

Matamatanews.com, BANJARNEGARA –Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Festival Kopi dan Produk Perkebunan Jawa Tengah di Komplek Balai Budaya Banjarnegara pada Sabtu (26/10/19).

Festival Kopi dan Produk Perkebunan Jawa Tengah diadakan selama dua hari mulai dari tanggal 26 - 27 Oktober 2019. Tampak hadir dalam acara pembukaan diantaranya Wakil Bupati Banjarnegara, Forkompinda Provinsi Jawa Tengah, Forkompinda Banjarnegara, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Suryo Banendro, M.P , PLH Sekertaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Heru Setyadi S.H, M.Si.

‌Dalam sambutan Bupati Banjarnegara diwakili Wakil Bupati mengatakan kedepan optimis Banjarnegara bisa menjadi kabupaten kopi, yang bukan hanya dikenal ditingkat provinsi tapi kopi Banjarnegara akan mendunia.

" Kondisi geografis dan agroklimat wilayah Banjarnegara sangat berpotensi untuk pengembangan perkebunan khususnya tanaman kopi, " kata Wabup.

Dia menambahkan adanya tuntutan masyarakat akan kopi yang berkualitas menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para pelaku usaha kopi.

"Kami terus mendorong pelaku usaha kopi untuk semakin bergairah dan semangat menjalankan agribisnis kopi, " pintanya.

Beberapa hari yang lalu menurutnya, rombongan dari Banjarnegara berangkat ke Bondowoso di PT Perkebunan Nusantara XII untuk melihat perkebunan kopi dan sekaligus bertemu pimpinan PT Perkebunan Nusantara XII. Pihaknya siap bermitra dengan para petani di Banjarnegara. 

"Kami sedang mempersiapkan pengembangan pembibitan kacang macadamia kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Saat ini sedang menyemai 41 ribu bibit macadamia yang insyaa Allah satu diantaranya akan di tempatkan di desa kopi Banjarnegara desa Pegundungan Kecamatan Pejawaran, siap untuk budidaya makadania seluas16 hektar, " tambahnya.

B‌upati menambahkan kopi merupakan komoditas strategis yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan dapat menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat serta penghasil devisa negara. Selain sebagai minuman yang segar, kopi dapat diolah menjadi produk lainnya seperti dawet kopi, aneka makanan berbahan kopi, souvenir kopi. Kopi juga dimanfaatkan untuk produk kecantikan, masker, sabun kopi, pengharum ruangan dan lain sebagainya yang nanti bisa lihat di nikmati di stand yang sudah disediakan panitia. 

"Berbagai prestasi juga telah diraih Banjarnegara dalam kontes kopi tingkat regional maupun tingkat nasional. Dapat mendorong petani dan para pelaku kopi lebih semangat dalam usaha kopi. Dukungan pemerintah terus dilakukan untuk upaya peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian khususnya kopi, " imbuhnya.

Sementara Ir. Suryo Banendro mengatakan dalam komoditas pertanian, Banjarnegara merupakan unggulan Jawa Tengah, dan kentang terenak di Indonesia pun adalah kentang dari Dieng. 

"Kegiatan ini di dukung oleh teman-teman dari perbankan, dan diikuti oleh beberapa pihak mulai dari pelaku usaha sampai temen-temen generasi muda milenial startup kopi untuk menginovasi produknya. Kegiatan khusus hari ini adalah kopi, besok ada talk show tentang tembakau, ada acara nglinting bareng terkait dengan tembakau. Ini baru menjadi tren karena harga rokok meningkat sampai 23% menjadi persoalan sendiri bagi petani tembakau. Dengan kegiatan ini pemrov terus mendorong dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi 7%," terangnya.

Dalam rangkaian kegiatan ini juga diberikan bantuan mesin penumbuk kopi satu unit, mesin sangrai 1 unit senilai 57 juta rupiah, bibit kopi senilai 250 juta rupiah, 140 ribu benih kopi dan juga prasarana pembibitan dari Bank Indonesia, peralatan kopi senilai 46 juta rupiah, klaster kopi senilai 10 juta rupiah.

Heru Setyadi S.H, M.Si mewakili Gubernur Jawa Tengah mengatakan, segala potensi kopi yang ada di Jawa Tengah yang unggul dan cukup handal memasuki pasar nasional maupun pasar internasional hendaknya semakin dapat dikembangkan. 

"Aroma khas dan menenangkan dapat mebuat kita rileks. Terdapat filosofi kehidupan tentang kata bijak kopi, bahwa hidup tidak selalu manis. Dalam kehidupan kita akan selalu mengalami adanya suatu kepahitan tetapi apabila kita mampu melewati kepahitan itu maka kenikmatan yang akan kita peroleh, " ungkapnya.

Heru menambahkan dalam masyarakat kita kopi bukan sekedar komoditas, tetapi sudah menjadi budaya, lifestyle yang syarat dengan filosofi di dalamnya sehingga diharapkan menjual kopi sekaligus menawarkan filosofi, itulah kenapa banyak kita temui kafe-kafe yang tidak hanya menawarkan kopi tetapi menjual suasana. 

"Inovasi seperti inilah yang diperlukan untuk meningkatkan nilai jual kopi sekaligus meningkatkan kesejahteraan para pelaku pegiat penanam kopi itu sendiri. Terimakasih juga kepada lembaga-lembaga perbankan yang sudah ikut berkiprah memberikan fasilitasi, stimulus, baik peralatan, kemudahan, dan permodalan, " imbuhnya.

Tambahnya, seperti harapan presiden kita mampu untuk memasuki kompetisi di era milenial yaitu go internasional. Kopi menurutnya merupakan salah satu komoditas yang cukup berkembang pesat di Jawa Tengah, tetapi masih ada yang perlu dibenahi yaitu bahwa kopi berupa biji kopi mentah atau non roasted yang mencapai 78% dari total ekspor kopi Jawa Tengah, sementara yang sudah di roasted 2%. 

"Ekspor produk kopi olahan dalam negeri kenyataannya masih menghadapi tantangan yaitu dominasi kopi instan, ekstrak dan ersen. Nilai impor yang bikin 'jomplang' antara neraca ekspor impor, bukan hanya impor peralatan mesin tapi ada juga impor ersen kopi. Kita ketahui tujuan ekspor sudah menyentuh ke Timur Tengah dan dari tahun ke tahun menunjukkan data yang semakin positif. Di Jawa Tengah terdata ada 10 centra penghasil kopi selain Banjarnegara, yaitu Temanggung, Semarang, Kendal, Jepara, Pati, Wonosobo, Purbalingga, Magelang, dan Brebes dengan jenis kopi Robusta dan Arabica mencapai luasan lahan sekitar 28.917 hektar dengan produksinya mencapai 17.456 ton. Oleh karena itu marilah kita kembangkan kolaborasi dan sinergi diantara kita semua, " pungkas Heru.*(Nusa)

 

 

 

 

redaksi

No comment

Leave a Response