Amerika Tuding Iran Terlibat Dalam Pembunuhan Masoud Molavi Vardanjani di Turki

 

Matamatanews.com, WASHINGTON—Seorang pejabat senior Amerika Serikat seperti dikutip kantor berita Reuters , Rabu (01/04/2020) kemarin mengatakan bahwa Kementerian Intelijen dan Keamanan Iran terlibat dalam pembunuhan seorang pembangkang Iran di Turki.

Seperti diketahui Masoud Molavi Vardanjani ditembak mati oleh orang tidak dikenal di jalan Istanbul pada November 2019 lalu.Seperti dilansir harian Arab Saudi Al Arabiya, pejabat Turki yang dikutip Reuters pada pekan lalu melaporkan bahwa dua perwira intelijen  di konsulat Iran di Istanbul telah memicu terjadinya pembunuhan.

"Mengingat sejarah Iran tentang pembunuhan yang ditargetkan terhadap pembangkang Iran dan metode yang digunakan di Turki, pemerintah Amerika Serikat percaya bahwa Kementerian Intelijen dan Keamanan (MOIS) Iran secara langsung terlibat dalam pembunuhan Vardanjani," kata seorang pejabat senior pemerintah kepada Reuters.

Amerika Serikat memang sebelumnya tidak pernah mengungkap tentang siapa yang berada di balik insiden tersebut.Namun satu pekan setelah pembunuhan itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menggambarkannya sebagai “contoh tragis lain dalam serangkaian panjang dugaan upaya pembunuhan yang didukung Iran’ terhadap para pembang Iran, kata Pompeo tanpa merinci lebih lanjut.

Pada Rabu malam, Pompeo dalam tweetnya mengatakan dia merasa terganggu dengan laporan bahwa para diplomat Iran terlibat dalam pembunuhan para pembangkang, tetapi mereka “sepenuhnya konsisten” dengan berbagai tugasnya.

"'Diplomat' Iran adalah agen teror dan telah melakukan beberapa pembunuhan dan plot bom di Eropa selama dekade terakhir," kata Pompeo.

"Mengingat sejarah Iran tentang pembunuhan yang ditargetkan terhadap pembangkang Iran dan metode yang digunakan di Turki, pemerintah Amerika Serikat percaya bahwa Kementerian Intelijen dan Keamanan (MOIS) Iran secara langsung terlibat dalam pembunuhan Vardanjani," kata seorang pejabat senior pemerintah kepada Reuters.

AS sebelumnya tidak mengungkapkan penilaiannya tentang siapa yang mungkin berada di balik insiden itu.Seminggu setelah Vardanjani terbunuh, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menggambarkannya sebagai "contoh tragis dalam serangkaian panjang dugaan upaya pembunuhan yang didukung Iran" terhadap para pembangkang Iran.

Sebuah laporan yang dikeluarkan otoritas Turki yang dipublikasikan dua pekan lalu mengatakan bahwa Vardanjani memiliki profil yang tidak biasa. Dia dikatakan telah bekerja di keamanan dunia maya di Kementerian Pertahanan Iran, namun berubah menjadi vokal dan sering mengkritik pemerintah Iran.

Pihak berwenang Turki tidak secara terbuka menuduh pemerintah Iran terlibat pada saat itu, tetapi para pejabat Turki pekan lalu mengatakan kepada Reuters bahwa Ankara sekarang akan meningkatkan pembunuhan Vardanjani dengan Iran.

Penilaian AS datang di tengah "tekanan maksimum" kampanye melawan Teheran, di mana Presiden Donald Trump bertujuan untuk memaksa Iran untuk membatasi program misilnya dan mengekang penggunaan pasukan proksi di Irak, Yaman, dan Libanon.

Ketegangan antara Washington dan Teheran tetap tinggi sejak Trump pada 2018 secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 untuk membatasi program nuklir Iran.

Dalam beberapa pekan terakhir, Amerika Serikat telah berulang kali memperketat sanksi terhadap Iran, meskipun ada seruan dari pemerintah Iran, PBB dan Cina yang memintanya untuk melonggarkan mereka karena Republik Islam menjadi negara yang paling terpukul di Timur Tengah oleh pandemi coronavirus.(bar/berbagai sumber)

redaksi

No comment

Leave a Response