Matamatanews.com, PURWOKERTO -Hamparan 30 hektar padi Inpago Unsoed Protani yang mulai menguning di lahan-lahan kelompok Tani Tirto Marga Mulyo dan Sri Lestari Desa Bojanegara, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga menguatkan pesan bahwa Ketahanan Pangan bertumpu dari desa. Kesiapan desa membangun ketahanan pangan akan mendukung terbangunnya ketahanan pangan nasional. Hal tersebut dipaparkan alumni Fakultas Pertanian Unsoed angkatan 1996 Dr.Dyah Susanti,SP.,MP. saat panen bersama di Desa Bojanegara Kecamatan Padamara Kab.Purbalingga, Rabu (19//7/2023).
Menurut Dr.Dyah petani di desa tak semestinya menopang tanggung jawab membangun ketahanan pangan sendiri. Untuk itu perlu keterlibatan dan dukungan pemegang kebijakan, akademisi, industri, media, dan kelompok masyarakat.
Dr.Dyah menuturkan, bekerja sama dengan kelompok tani Tirto Marga Mulyo, Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bojanegara, serta Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga, akademisi Unsoed (Universitas Jenderal Soedirman) melaksanakan pendampingan teknologi budidaya ramah lingkungan padi protein tinggi Inpago Unsoed Protani dalam rangka mendukung penguatan ketahanan pangan nasional.
"Program yang diketuai oleh Dr. Dyah Susanti, S.P., M.P., beranggotakan Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP.,PhD. dan dr.M.Zaenuri Syamsu Hidayat,Sp.KF.,MSi.Med. ini diawali diseminasi Ipteks sebagai upaya peningkatan wawasan dan penguatan penguasaan teknologi budidaya padi protein tinggi yang sehat dan berkelanjutan," kata Dyah yang juga Ketua PPMBR (Program Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset) Unsoed.
Sementara, Prof.Totok mengenalkan varietas unggul padi protein tinggi Inpago Unsoed Protani sebagai hasil riset Unsoed yang didedikasikan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan sekaligus gizi masyarakat.
dr.M.Zaenuri Syamsu Hidayat,Sp.KF. yang juga ketua IDI Kabupaten Banyumas menyampaikan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dalam berkegiatan pertanian.
Diseminasi Ipteks ini juga didukung oleh pakar di bidang yang relevan, yaitu Prof.Ir.Loekas Soesanto,MSi.,PhD. (pakar pengendalian hayati hama dan penyakit tanaman), serta Muh.Munawar,SP.,MP. (profesional praktisi bidang pertanian) yang menyampaikan teknik budidaya padi ramah lingkungan.
Prof.Loekas memaparkan berbagai tips identifikasi hama-penyakit tanaman, beserta pengendaliannya secara ekologis, termasuk melalui aplikasi biopestisida. Bio P 60, Bio T 10 dan Bio B 10 merupakan biopestisida yang dia hasilkan berbasis metabolit sekunder agensia hayati dan telah teruji pada tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan di berbagai wilayah nusantara.
Dr.Dyah menjelaskan bahwa varietas unggul padi protein tinggi Inpago Unsoed Protani yang ditanam Munji Munir selaku ketua kelompok tani beserta para anggota kelompok tani Tirto Marga Mulyo dan Sri Lestari Desa Bojanegara ini merupakan varietas unggul padi protein tinggi yang dilepas oleh Menteri Pertanian pada tahun 2020.
Padi ini memiliki beragam keunggulan, antara lain daya hasil tinggi (>9 ton/ha GKG), tanaman pendek (91cm) tahan rebah, tahan terhadap penyakit blas ras 101, serta agak tahan terhadap blas ras 041, 023 dan 073. Selain itu, Inpago Unsoed Protani memiliki keistimewaan memiliki kandungan protein beras yang tinggi (9 – 13%), tekstur nasi pulen dan kandungan zat gizi Zn sebesar 27ppm yang menjadikannya prospektif dikembangkan pada agroindustri beras bergizi.
Inpago Unsoed Protani dirakit oleh Prof.Ir.Totok Agung Dwi Haryanto,MP., PhD., Dr. Agus Riyanto,SP.,MSi. dan Dr.Dyah Susanti,SP.,MP. telah terdistribusi lebih dari 15 provinsi di Indonesia, diantaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Lampung, Papua, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
"Meluasnya pengembangan Inpago Unsoed Protani di berbagai daerah menjadi bentuk dukungan Unsoed bagi penguatan ketahanan pangan nasional sekaligus kesehatan dan kesejahteraan melalui peningkatan pemenuhan gizi masyarakat," kata Dr.Dyah.
"Adanya dukungan penuh Badan Perwakilan Desa Bojanegara yang diketuai oleh Hartawan, S.Pd. dalam inisiasi dan pelaksanaan program ini menjadi faktor pendukung keberlanjutan program," ungkap Dyah.
"Ketangguhan desa dalam membangun ketahanan pangan berkolaborasi dengan akademisi, industri, dan media akan semakin memperkuat ketahanan pangan nasional," pungkasnya. (hen)
No comment