300 Personil Pasukan Amerika Tinggalkan Irak

 

Matamatanews.com, KIRKUK, IRAK—Sebanyak 300 personil pasukan Amerika Serikat dikabarkan telah ditarik dari pangkalan militer di provinsi Irak utara,Kirkuk, pada Minggu (29/3/2020) lalu. Dalam sebuah pernyatan yang dikeluarkan koalisi pimpinan Amerika Serikat di Timur Tengah itu menyebutkan, tiga ratus personil koalisi telah meninggalkan pangkalan K1 dan menyerahkan kepada pasukan keamanan Irak.Ini adalah fasilitas ketiga yang dikirim Washington ke Angkatan darat Irak pada bulan ini.

Juru bicara koalisi Kolonel Myles Caggins mengatakan bahwa tujuan koalisi untuk memerangi ISIS di Irak telah berhasil, sambil menambahkan bahwa pasukan koalisi akan ditempatkan kembali di lokasi lain untuk melanjutkan kemitraan anti-ISIS.

Seperti diketahui pasukan pimpinan Amerika Serikat mulai bulan lalu telah dipersiapkan untuk meninggalkan beberapa pangkalan militer di Irak dalam upaya membatasi kehadiran mereka di dua lokasi, satui di dekat kota Erbil di Irak utara dan di pangkalan udara Ain Al-Asad di provinsi Anbar sekitar 180 kilometer barat dari Baghdad.

Dan seperti diberitakan kedua pangkalan itu pada 7 Januari dihujani puluhan rudal Iran dalam serangan balasan atas pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani.Meski Amerika Serikat menyebutkan tidak ada korban jiwa maupun yang terluka, namun ratusan tentaranya banyak yang mengalami gegar otak dan trauma.

Pada 5 Januari lalu, parlemen Irak menggelar sidang untuk menggoalkan resolusi yang isinya menyerukan pengusiran semua Angkatan Bersanjata Amerika Serikat dari negaranya.Karena pengesahan resolusi itu tidak dihadiri beberapa faksi parlemen terkemuka dan belum  mendapat persetujuan dari Mahkamah Agung Federal,maka resolusi tersebut dianggap tidak sah.

Meski keputusan itu dianggap tidak memiliki kekuatan hukum dan dianggap tidak sah, namun jutaan rakyat Irak mendukung sepenuhnya hingga membuat Presiden Donald Trump memperingatkan negara itu, dan mereka akan menghdapi sanksi jika memaksa militer Amerika Serikat untuk mundur. Dan Pentagon kabarnya menolak untuk memenuhi keputusan Irak tersebut.

Militer Amerika Serikat hadir di Irak sejak invasi tahun 2003 hingga mengakibatkan Presiden Saddam Hussein terjungkal dari pemerintahannya.Sementara mantan Presiden Barack Obama melakukan secara resmi mengakhri Perang Irak pada tahun 2010  ada sekitar 5.200 tentara tetap berpran sebagai penasihat.

Pasukan ini berpangkalan di beberapa bagian negara Irak, termasuk provinsi Al-Anbar dan Nineveh yang berbatasan dengan Suriah. Amerika Serikat telah menggunakan pangkalan di Nineveh dan Al-Anbar untuk memperkuat dan memasok kembali pasukan mereka di Suriah ketika mereka melanjutkan operasi melawan kelompok ISIS.(cam/telusure/berbagai sumber)

 

 

redaksi

No comment

Leave a Response