Jepang Peringatkan Dunia Agar Waspada ‘Serangan Pesona Gadis Korut’

Matamataews.com, JAKARTA—Pemerintah Jepang memperingatkan kepada seluruh dunia untuk berhati-hati terhadap ‘serangan pesona’ wanita Korea Utara (Korut) di Olimpiade. Dan seperti diketahui sebanyak 230 gadis cantik asal Korea Utara akan dikirim ke Korea Selatan sebagai regu sorak Olimpiade Musim Dingin Korea Selatan pada Pebruari 2018 mendatang.Pihak Seoul menyebutkan,bahwa pengiriman akan dilakukan setelah perundingan di tengah pencairan hubungan kedua negara.

Korea Utara dan Korea Selatan berbicara sejak minggu lalu -untuk pertama kali sesudah lebih dari dua tahun- tentang Olimpiade, menawarkan jeda dari kebuntuan berbulan-bulan akibat program peluru kendali dan nuklir Korea Utara, yang dilakukan Korea Utara untuk melawan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sebanyak 20 negara, yang bertemu di Vancouver, Kanada, pada Selasa sepakat mempertimbangkan sanksi lebih keras demi menekan Korea Utara untuk meninggalkan senjata nuklirnya dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, memperingatkan Korea Utara bahwa hal itu dapat memicu tanggapan militer jika pihaknya tidak memilih jalur perundingan.

Pada saat sama, Jepang memperingatkan dunia agar berhati-hati atas kegencaran pesona Korea Utara. Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono mengatakan di Vancouver bahwa dunia seharusnya tidak naif dengan “serangan pesona” Korea Utara di Olimpiade.

“Bukan saatnya untuk mengurangi tekanan atau memberi penghargaan kepada Korea Utara,” kata Kono Rabu 17 Januari 2018, “Kenyataan bahwa Korea Utara terlibat dalam perundingan dapat diartikan sebagai bukti bahwa sanksi tersebut sedang berjalan.

” Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menolak untuk menyerah pada pengembangan peluru kendali nuklir, yang mampu meledakkan AS, meskipun sanksi PBB semakin parah, menimbulkan kekhawatiran akan perang baru di semenanjung Korea. Korea Utara telah menembakkan peluru kendali percobaan ke Jepang.

Di media pemerintahnya minggu ini, Korea Utara memperingatkan Korea Selatan karena merusak hubungan antar-Korea dengan menuntutnya agar menyerahkan senjata nuklirnya.

“Kami akan bekerja secara aktif untuk memperbaiki hubungan Korea Utara-Korea Selatan, namun tidak akan bertahan terhadap tindakan yang bertentangan dengan penyatuan,” demikian surat kabar Rodong Sinmun Korea Utara.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan kedua belah pihak saling bertukar pendapat mengenai beberapa isu, termasuk ukuran tim atletik Korea Utara dan acara budaya bersama.

Paik Hak-soon, direktur Pusat Studi Korea Utara di Institut Sejong, Korea Selatan, mengatakan bahwa Kim menggunakan regu sorak untuk menarik perhatian pada semangat kooperatifnya.

“Melihat hasil yang baik dalam kompetisi berkat regu sorak akan memungkinkan Korea Utara mengatakan bahwa mereka berkontribusi pada Olimpiade yang sukses dan pemerintah Korea Selatan tampaknya menyetujuinya,” kata Paik. “Pada akhirnya, mereka menggunakan taktik lama ini untuk sampai ke Washington melalui Seoul,” lanjutnya.

Pada Selasa, pejabat dari Korea Utara dan Korea Selatan menyetujui orkestra Korea Utara sebanyak 140 orang akan tampil di Korea Selatan selama Olimpiade. Pyongyang juga berencana mengirim delegasi besar selain para atlet dan orkestra.

Korea Utara yang tertutup dan Korea Selatan yang kaya dan demokratis secara teknis masih dalam perang akibat konflik 1950-1953 yang berakhir dengan sebuah gencatan senjata, bukan sebuah perjanjian damai. Korea Utara secara teratur mengancam untuk menghancurkan Selatan, Jepang dan sekutu utama mereka, Amerika Serikat.

China, yang tidak menghadiri pertemuan di Vancouver, mengatakan pada Rabu bahwa pertemuan tersebut menunjukkan mentalitas Perang Dingin dan hanya akan merusak penyelesaian masalah Korea Utara. (bar/defense/jt)

 

sam

No comment

Leave a Response